Oleh : Sunaini Rofi’ah
Bima, sebuah kabupaten dan kota yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), semakin menjadi primadona dalam sektor pariwisata yang diyakini bisa menjadi motor penggerak utama ekonomi lokal. Dengan keindahan alam yang luar biasa, budaya yang kaya, serta potensi wisata yang belum sepenuhnya tergali, Bima menawarkan peluang investasi yang sangat menjanjikan pada sektor pariwisata.
Selama beberapa tahun terakhir, sektor pariwisata di Bima terus berkembang pesat. Dari pantai-pantai eksotis seperti Lawata, pulau Ular, pantai Kolo, Sangiang Api, pantai Lariti, pantai Wane, pantai Sori Nehe, Pink beach, dan masih banyak lagi pantai-pantai yang belum terjamah oleh khayalak umum tetapi sangat berpotensi untuk dikembangkan yang menawarkan pemandangan memukau di wilayah kabupaten dan kota Bima. Wisata alam lainnya yang berpotensi menjadi destinasi wisata dan perlu dikembangkan adalah pulau Kelapa, Tanjung Meriam, air terjun Riamau, air terjun Panggi, oi marai, hingga air terjun Kalate Mbaju yang terkenal dengan keindahan alamnya dan masih alami. Selain itu, Bima juga memiliki pariwisata yang menarik perhatian pariwisata mancanegara yaitu gunung Tambora dengan sejarahnya yang menembus kancah dunia, situs-situs budaya yang syarat nilai sejarah seperti Asi Mbojo, Uma Lengge, Rade Raja, cerita-cerita hikayat rakyat seperti legenda La Hila, Wadu Ntanda Rahi, dan Kasipahu menjadikannya daya tarik wisatawan.
Pemerintah daerah Bima harus menyadari potensi besar pengembangan sektor pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal. Pengelolaan pariwisata perlu dan harus masif dilakukan serta masuk dalam rencana pembangunan ekonomi lokal di Bima. Pemerintah daerah perlu melakukan upaya pengembangan infrastruktur, meningkatkan aksesibilitas, serta memperkenalkan Bima lebih jauh melalui promosi wisata yang progresif. Upaya lainnya dengan membangun dan merawat destinasi pariwisata, menyediakan sarana transportasi, termasuk bandara dan pelabuhan, perhotelan, dan infrastruktur publik yang semakin mempermudah akses wisatawan datang mengunjungi dan menginap di daerah ini.
Kehadiran pariwisata dan meningkatnya kunjungan wisatawan yang terus berkembang membuka berbagai peluang usaha baru bagi masyarakat lokal. Pelaku usaha di Bima dapat merasakan dampak positif dari meningkatnya jumlah wisatawan yang datang, baik melalui sektor akomodasi, restoran, dan transportasi hingga usaha kerajinan tangan khas Bima yang semakin diminati. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata, seperti warung makan, penyewaan kendaraan, dan pemandu wisata lokal, tumbuh pesat, menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Lebih jauh lagi, Bima menawarkan peluang investasi yang menarik dalam sektor pariwisata, seperti pembangunan hotel, resor, dan fasilitas wisata lainnya. Para investor dari dalam dan luar negeri kini mulai melirik Bima sebagai destinasi investasi yang menguntungkan, mengingat adanya potensi pasar yang berkembang dan semakin tingginya permintaan akan fasilitas pariwisata yang berkualitas. Selain itu, keberagaman budaya yang dimiliki Bima juga memberikan peluang bagi pengembangan wisata berbasis budaya. Culture event dan festival tradisional, seperti festival Tambora, festival Kalondo Lopi di desa Sangiang, dan festival Sape, menjadi daya tarik tersendiri yang dapat menarik perhatian wisatawan domestik maupun internasional, sekaligus mendongkrak perekonomian lokal.
Dengan berbagai potensi tersebut, sektor pariwisata di Bima diyakini dapat terus menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Untuk itu, penting bagi semua pihak, baik pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat, untuk terus bekerja sama dalam mewujudkan Bima sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan, mampu memberikan manfaat ekonomi yang maksimal bagi seluruh lapisan masyarakat. Ke depan, Bima akan terus berkembang sebagai kawasan pariwisata unggulan, memberikan harapan baru bagi perekonomian lokal, serta membuka peluang usaha yang lebih luas di sektor ini.
*Penulis Dosen Prodi Perdagangan Internasional Universitas Mbojo Bima.